Selasa, 20 Juli 2010

PENYAKIT MALARIA

Penyakit malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit ( plasmodium ) yang ditularkan oleh nyamuk malaria ( Anopheles ). Secara epidemiologi penyakit malaria dapat menyerang orang baik laki-laki maupun perempuan, pada semua golongan umur, dari bayi sampai orang dewasa.

Plasmodium malaria. Seperti yang kita kenal beberapa macam plasmodium malaria, yaitu :

  1. Plasmodium Vivax
  2. Plasmodium Ovale
  3. Plasmodium Falsifarum
  4. Plasmodium Malariae
  5. Plasmodium Knowlesi ( Baru ditemukan di malaysia ).

Gejala penyakit malaria sering kita jumpai sebagai berikut :

Gejala malaria ringan :
Demam menggigil secara berkala dan biasanya disertai sakit kepala
- Pucat karena kurang darah
- Kadang-kadang di mulai dengan badan terasa lemah, mual/muntah tidak nafsu makan.
- Gejala spesifik daerah, seperti diare pada anak
Gejala malaria Berat :
- Kejang-kejang
- Kehilangan kesadaran
- Kuning pada mata
- Panas tinggi
- Kencing berwarna the tua
- Nafas cepat
- Muntah terus
- Pingsan sampai koma

Cara penularan penyakit malaria. Penyakit malaria ditularkan melalui gigitan nyamuk malaria ( anopheles ). Bila nyamuk anopheles mengigit orng yang sakit malaria, maka parasit akan ikut terhisap bersama darah penderita. Dalam tubuh nyamuk, parasit tersebut berkembang biak. Sesudah 7-14 hari apabila nyamuk tersebut mengigit orang sehat, maka parasit tersebut akan di tularkan ke orang tersebut. Di dalam tubuh manusia parasit akan berkembang biak, menyerang sel-sel darah merah. Dalam wktu kurang lebih 12 hari, orang tersebut akan sakit malaria.

Cara Pencegahan Penyakit malaria.

Sebagai referensi saya membagi 3 cara pencegahan efektif penyakit malaria ini :

  • Menghindari gigitan nyamuk, Tidur memakai kelambu, menggunakan obat nyamuk, memakai obat oles anti nyamuk, pasang kawat kasa pada ventilasi, menjauhkan kandang ternak dari rumah, kurangi berada di luar rumah pada malam hari.
  • Pengobatan pencegahan, 2 hari sebelum berangkat ke daerah malaria, minum obat doksisilin 1 x 1 kapsul/ hari sampai 2 minggu setelah keluar dari lokasi endemis malaria.
  • Membersihkan lingkungan, Menimbun genangan air, membersihkan lumut, gotong royong membersihkan lingkungan sekitar, mencegahnya dengan kentongan.
Menebar kan pemakan jentik, Menekan kepadatan nyamuk dengan menebarkan ikan pemakan jentik. Seperti ikan kepala timah, nila merah, gupi, mujair dll.

Senin, 19 Juli 2010

Kewaspadaan Dini DBD

Gerakan Kewaspadaan Dini DBD dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

1. Penyuluhan kesehatan secara berkala di lingkungan kerja Saudara berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

2. Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) DBD secara masal dan meluas secara rutin dan berkesinambungan.

3. Gerakan 3 M Plus, yaitu :

a. Menguras dan menyikat dinding tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, bak WC, dll.

b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti gentong air, tempayan, dll.

c. Mengubur dan menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air hujan.

d. Plus : mengajak masyarakat menaman ikan pemakan jentik pada tempat penampungan air bersih yang tidak mudah dikuras dan melakukan pemeriksaan jentik secara berkala oleh petugas dan kader Jumantik.

e. Pada ruas rumpun bambu dan tiang pagar yang mempergunakan bambu yang memungkinkan terisi air supaya diisi tanah atau pasir selama musim hujan.

Minggu, 18 Juli 2010

Waspada Deman Chikunngunya.

Apa itu penyakit Chikungunya.

Penyakit Chikungunya adalah penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang mengandung virus chikungnya

Awal mula istilah penyakit Chikungunya

Pertama kali di Cuba pada tahun 1928 digunakan istilah “ Dengue” , ini dapat diartikan bahwa infeksi chikungunya sangat mirip dengan denue. Istilah Chikungunya barasal dari bahasa suku Swahili yang berarti “ orang yang jalanya membungkuk dan menekuk lututnya “. Suku ini bermukim di dataran tinggi Makonde propinsi Newala Tanzania.Istilah chikungunya juda digunakan untuk menamai virus yang pertama kali diisolasi dari serum darah penderita penyakit tersebut pada tahun 1953 saat terjadi KLB di Negara tersebut. Pada demam chikungunya adanya gejala khas dan dominant yaitu nyeri sendi.

Bagaimana Gejala penyakit Chikungunya

Gejala klinis

1. Demam

Pada fase akut selama 2-3 hari selanjutnya dan dilanjutkan dengan penurunan suhu tubuh selama 1- hari kemudian naik lagi membentuk kurva ” Sadle back fever ”. Bisa disertai menggigil dan muka kemerahan. Pada penderita mengeluh nyeri di belakang bola mata dan bisa terlihat mata kemerahan ( conjunctival injection )

2 Sakit persendian

Nyeri persendian ini sering merupakan keluhan yang pertama m uncul sebelum timbul demam. Nyeri sendi dapat ringan ( arthralgia ) sampai berat menyerupai artitis meumthoid , terutama di sendi-sendi pergelangan kaki ( dapat juga nyeri sendi tangan ) sering dikeluhkan penderita. Nyeri sendi ini merupakan gejala paling dominan, pada kasus berat terdapat tanda –tanda radang sendi yaitu kemerahan, kaku dan bengkak. Sendi yang sering dikeluhkan adalah pergelangan kaki, pergelangan tangan,siku,jari lutut dan pinggul.Pada posisi berbaring biasanya penderita miring dengan lutut tertekuk dan berusaha mengurangi dan membatasi. Artritis ini dapat betahan selama beberapa minggu ,bulan bahkan ada yang bertahan beberapa tahun sehingga mengurangi Rheumatoid Arthitis.

3 Nyero otot.

Nyeri otot ( fibromyalgia ) bisa pada seluruh otot tertama pada otot penyanggga berat badan seperti pada otot bagian leher ,daerah bahu, dan anggota gerak. Kadang- kadang terjadi pembengkakan pada otot sekitar sendi pergelangan kaki ( achilles ) atau sekitar mata kaki.

4. Bercak kemerahan ( rash ) pada kulit

Kemerahan di kulit bisa terjadi pada seluruh tubuh berbentuk makulo- papular ( viral rash ) , sentrifugal ( mengarah ke bagian anggota gerak,telapak tangan dan telapak kaki ) bercak kemerahan ini terjadi pada hari pertama demam, tetapi lebih sering muncul pada hari ke 4-5 demam. Lokasi kemerahan didaerah muka , badan ,tangan dan kaki.

5. Kejang dan penurunan kesadaran

Kejang biasanya pada anak karena demam yang terlalu tinggi, jadi kemungkinan bukan secara langsung oleh penyakitnya. Kadang-kadang kejang disertai penurunan kesadaran. Pemeriksaan cairan spinal ( cerebro spinal ) tidak ditemukan kelainan biokimia atau jumal sel.

6. Manifestasi perdarahan

Tidak ditemukan perdarahan pada awal perjalanan penyakit walaupun pernah dilaporkan di India terjadi perdarahan gusi pada 5 anak dari 70 anak yang diobservasi.

7. Gejala lain

Gejala lain yang kadang-kadang dapat timnbul adalah kolaps pembuluh darah kapiler dan pembesaran kelenjar getah bening.

Untuk menentukan seseorang menderita penyakit chikungunya atau bukan ditentukan dari hasil Laboratorium.

Kriteria kasus Deman Chikungunya.

1. Kasus tersangka

Deman mendadak yang diikuti oleh beberapa gejala berikut seperti nyeri sendi ( artralgia ) , nyeri otot, nyeri kepala , ruam ( rash) , nyeri menelan , mual ,muntah , foto fobia.

2. Kasus probabel.

Gejala-gejala yang tesebut diatas dan hasil serologi positif ( bila hanya diperoleh spesimen tunggal ), baik pada fase akut atau konvalesen.

3. Kasus Konfirm

Kasus probabel disertai salah satu dari :

a. Peningkatan titer antibadi 4 kali pada pasangan serum akut dan konvalesen.

b. Deteksi antibodi IgM positif.

c. Isolasi virus dari serum.

d. Deteksi asam nukleat virus chikungunya dari serum dengan metode RT-PCR

Jumat, 16 Juli 2010

PETUNJUK OPERASIONAL PENANGGULANGAN FOKUS DBD

A. Pengertian

Penanggulangan fokus adalah kegiatan pemberantasan nyamuk penular DBD yang dilaksanakan dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk ( PSN-DBD ), Larvasidasi, Penyuluhan dan Penyemprotan ( Fogging ) menggunakan insektisida yang sesuai.

B. Tujuan

Penanggulangan Fokus dilaksanakan untuk membatasi penularan DBD dan mencegah terjadinya KLB di lokasi tempat tinggal penderita DBD ( Fokus-DBD ) dan rumah / bangunan sekitarnya serta tempat – tempat umum yang berpotensi menjadi sumber penularan DBD lebih lanjut.

C. Kegiatan

Kegiatan ini dilaksanakan setelah dilakukan Penyelidikan Epidemiologi ( PE ) yaitu kegiatan pencarian penderita DBD atau tersangka DBD lainnya ( kasus Panas tanpa sebab ) dan pemeriksaan jentik nyamuk penular DBD di tempat tinggal penderita dan rumah/bangunan sekitarnya, termasuk tempat-tempat umum dalam radius 200 meter atau minimal 100 meter oleh tenaga Puskesmas.

Hasil PE direkomendasikan sebagai berikut :

1. Bila ditemukan kasus penderita DBD lainnya ( 1 atau lebih ) atau ditemukan lebih dari 3 kasus panas tanpa sebab yang jelas ( Tidak Batuk, Tidak Pilek ) dan ditemukan Jentik > 5 % dari rumah bangunan yang diperiksa, maka dilakukan tindakan fogging focus ( Pengasapan DBD dan Penyuluhan ) di lokasi Fokus dengan radius 200 meter ( luas area 16 Ha ).

2. Bila tidak ditemukan penderita lainnya seperti tersebut di atas tetapi ditemukan jentik maka dilakukan : ( Larvasidasi, Penggerakan Peranserta masyarakat dalam PSN-DBD, dan Penyuluhan ).

3. Bila tidak ditemukan penderita lainnya dan juga tidak ditemukan jentik maka dilakukan cukup Penyuluhan saja.

D. Langkah-Langkah Pelaksanaan

1. Setelah Kades/Lurah menerima laporan hasil PE dari Puskesmas dan rencana koordinasi penanggulangan focus, meminta Ketua RT/RW agar warga membantu kelancaran pelaksanaan penanggulangan fokus.

2. Ketua RT/RW menyampaikan jadwal kegiatan yang diterima dari petugas Puskesmas setempat dan mengajak warga untuk berpartisipasi dalam kegiatan penanggulangan fokus.

3. Kegiatan penanggulangan focus DBD merupakan rekomendasi hasil PE dengan tahap kegiatan sebagai berikut :

a. Penggerakan masyarakat dalam PSN-DBD dan Larvasidasi :

1). Ketua RT/RW, Toma, Kader memberikan pengarahan langsung kepada warga pada waktu pelaksanaan PSN-DBD

2). Penyuluhan dan penggerakan peranserta masyarakat dalam PSN-DBD serta Larvasidasi dilaksanakan sebelum dilakukan Pengasapan Insektisida

b. Penyuluhan

Penyuluhan dilaksanakan oleh petugas kesehatan/kader atau kelompok kerja ( Pokja DBD ) desa/kelurahan berkoordinasi dengan petugas Puskesmas, dengan materi antara lain :

- Situasi DBD di wilayahnya.

- Tanda-tanda penderita DBD serta cara pencegahannya yang dapat dilakukan oleh individu, keluarga dan masyarakat.

c. Pengasapan Insektisida

1). Dilakukan oleh petugas Puskesmas atau kerjasama dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota dengan menggunakan tenaga penyemprot yang sudah terlatih

( Petugas adalah Petugas Puskesmas, atau Petugas Dinas Kesehatan atau Tenaga Harian Lepas yang sudah dilatih )

2). Ketua RT, Toma, atau Kader mendampingi petugas dalam kegiatan pengasapan.

E. Pelaporan

1. Lokasi Fokus

a). RT : ………………………………………

b). RW : ………………………………………

c). Desa/Kelurahan : ………………………………………

d). Kecamatan : ………………………………………

2. Nama Penderita yang jadi titik fokus : ………………………………………

3. Waktu Pelaksanaan :

4. Jumlah Rumah/Bangunan di Fogging : ………………………………………

5. Jumlah sekolah di Fogging : ………………………………………

6. TTU/TTI lainnya di fogging : ………………………………………

7. Jumlah KK yang diberi Penyuluhan : ………………………………………

8. Jumlah KK yang diberi Larvasida : ………………………………………