Minggu, 17 Juli 2011

PENYEBARAN NYAMUK ANOPHELES DI INDRAMAYU

Bentang alam Kabupaten Indramayu bagian timur dan utara didominasi oleh dataran rendah dengan wilayah pantai yang menjadi muara beberapa sungai yang airnya payau.

Bonne-Webster (1953) mengemukakan pada kondisi perairan payau ini sesuai bagi perkembangan beberapa spesies nyamuk dari genus Anopheles yang mampu berperan sebagai vektor malaria.

Beberapa kecamatan di kabupaten Indramayu berdasarkan hasil survai LokaLitbangkes Ciamis propinsi Jawa Barat, 8 – 10 Maret 2011 ini dapat disimpulkan :

1. Kecamatan Indramayu : dilakukan di desa Singajaya dan nyamuk yang diperoleh antara

lain; An. Barbirostris, An. Subpictus dan An. indifinitus.

2. Kecamatan Balongan : dilakukan di desa Balongan dan nyamuk yang diperoleh antara lain;

An. Barbirostris, An. Subpictus dan An. indifinitus.

3. Kecamatan Juntinyuat : tidak dilakukan penangkapan nyamuk karena tidak ditemukan

kandang hewan ternak di lokasi tersebut.

Dominan yaitu An subpictus, An indifinitus dan An barbirostris, dimana An subpictus dan An

barbirostris merupakan suspect vektor malaria.

Dimungkinkan juga penyebaran nyamuk Anopheles sebagai vektor juga ditemukan ditempat lain , di kondisi perairan yang payau yang disukai tempat perkembangan beberapa spesies dari genus Anopheles yang mampu berperan sebagai vektor.

CARA PENULARAN PENYAKIT MALARIA

Penyakit malaria dikenal ada berbagai cara penularan malaria:

1. Penularan secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles. Bila nyamuk anopheles mengigit orng yang sakit malaria, maka parasit akan ikut terhisap bersama darah penderita. Dalam tubuh nyamuk, parasit tersebut berkembang biak. Sesudah 7-14 hari apabila nyamuk tersebut mengigit orang sehat, maka parasit tersebut akan di tularkan ke orang tersebut. Di dalam tubuh manusia parasit akan berkembang biak, menyerang sel-sel darah merah. Dalam wktu kurang lebih 12 hari, orang tersebut akan sakit malaria

2. Penularan yang tidak alamiah.

a. Malaria bawaan (congenital).

Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan terjadi melalui tali pusat atau placenta.

b. Secara mekanik.

Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik yang tidak steril lagi. Cara penularan ini pernah dilaporkan terjadi disalah satu rumah sakit di Bandung pada tahun 1981, pada penderita yang dirawat dan mendapatkan suntikan intra vena dengan menggunakan alat suntik yang dipergunakan untuk menyuntik beberapa pasien, dimana alat suntik itu seharusnya dibuang sekali pakai (disposeble).

c. Secara oral (Melalui Mulut).

Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium) burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi).

Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah manusia lain yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis.

Masa inkubasi ini bervariasi antara 9 -30 hari tergantung pada species parasit, paling pendek pada plasmodium Falciparum dan paling panjang pada plasmodium malaria. Masa inkubasi ini tergantung pada intensitas infeksi, pengobatan yang pernah didapat sebelumnya dan tingkat imunitas penderita.

Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima arah. Secara umum dapat dikatakan bahwa masa inkubasi bagi plasmodium falciparum adalah 10 hari setelah transfusi, plasmodium vivax setelah 16 hari.

Senin, 28 Maret 2011

Waspada penyakit Malaria

Waspada tertular penyakit Malaria bagi sekitar pesisir Balongan & Singaraja, karena berdasarkan penelitian Litbangkes Ciamis di sekitar lokasi tersebut ditemukan keberadaan nyamuk Anopheles jenis Subpictus dan Barbirostris merupakan suspek vektor Malaria.